Langsung ke konten utama

26 Agustus 2007

Tak pernah menyangka hari itu akan menjadi hari spesial dalam hidupku yang akan menjadi kenangan selama 13 tahun lamanya.


Hari itu bukan hari pertama kita bertemu, Hari itu hari pertama kita resmi bersama setelah pertemuan malam sebelumnya.

Berawal dari nomor yang teman ku berikan, aku hubungi nomor mu. Temanku memberikan nomor itu bukan untuk aku kenalan dengan pemilik nomor itu tapi untuk membantu temanku mencari tahu kenapa pemilik nomor itu menghubunginya semalam.

Tanpa pikir panjang ku telepon nomor asing itu, suara mu untuk pertama kalinya aku dengar. Aku tanya siapa kamu? Tapi kamu malah balik tanya siapa aku?. Akhirnya aku beritahu maksudku menghubungimu dan kamu menjelaskan bahwa semalam pacarnya temanku lah yang menghubungi temanku menggunakan nomor dia.
Lalu aku tanya siapa namamu?
"Samo" nama itu yang kamu sebut
"Apaan itu nama gak jelas banget" itu respondku terhadap namamu
"Tyo deh nama gue" akhirnya nama itu menjadi nama pertama yang aku tahu.

Selesai sudah perbincangan kita, entah bagaimana aku dan dia berlanjut ke sms, aku curhat soal pacarku yang masih anak mami (secara masih SMP). Dari sms berlanjut ke telepon, sampai akhirnya kita memutuskan bertemu.

Malam itu, aku ingat sekali kamu datang bersama temanmu yang akhirnya temanmu juga menjadi teman baikku. Sebelum ketemu, kami saling beri info pakaian apa yang akan kami kenakan. Kamu menepati janjimu menggunakan pakaian warna hitam sementara aku tidak. Aku sengaja tidak menggunakan baju dengan warna yang ku beritahu.

Saat pertemuan, aku melihat mu menunggu ku di depan Alfa dekat rumahku. Aku memilih mendekat agar bisa melihat wajahmu untuk memastikan kalau pria yg akan aku temui tidak buruk (maaf pada zaman itu aku masih memikirkan tampang). Saat aku berjalan mendekatimu sialnya kamu langsung tahu itu aku, dalam hatiku berkata "hebat bener dia bisa tau, padahal baju yang dipakai warnanya beda".

Karena kamu sudah mengenalku akhirnya aku samperi kamu, kami berkenalan dan memutuskan untuk jalan-jalan. Dijalan dengan PDnya kamu cerita bahwa rambutmu tidak rapih lantaran habis dipotong guru karena kena razia. Padahal tanpa dia beritahu aku tidak akan tahu karena sudah malam mana jelas aku melihat rambutnya.

Setelah berjalan-jalan kamu antarkan aku pulang, aku pikir pertemuan kita hanya sampai malam itu saja. Ternyata setelah kamu sampai rumah, kamu menghubungiku kembali, lalu kamu nyatakan perasaan mu. Setelah kamu nyatakan perasaanmu aku meminta kamu nyatakan langsung.

Besoknya, Minggu 26 Agustus 2007, Kamu datang ke rumahku dan menyatakan perasaan, tanpa basa-basi ku terima pernyataan cintanya. Malam itu malam terindah untukku walau aku tak pernah tahu alasanmu memilih aku dan aku tak pernah menanyakan latar belakangmu secara detail yang akhirnya menjadi awal penghalang hubungan ini karena aku tidak mencari tahu lebih dalam siapa dirimu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUDUT MEMORI

   Bagaimanakah Kabarmu di ruang sendiri? Singgah-kah kamu ke  sudut memori , ruang dimana pernah ada kita? Ingatkah kamu,  awal perkenalan kita? , perkenalan yang dimulai dengan sebuah pesan berisi kata “Konnichiwa”, yang singkat namun mengukir senyuman. Berawal dari  satu pesan  singkat hingga berakhir di  enam ribu enam ratus lima puluh delapan (6658) pesan. Ingatkah kamu,  selalu mengirim pesan  disekitar  jam 8 pagi ?. “Pagi”, “Bangun”, “Sayang”, “Kerja Yang”, “Aku sudah di Kantor”.  Kini, hilang meninggalkan candu. Ingatkah kamu,  selalu menceritakan  aktifitasmu, temanmu, keseruanmu bermain games,  mengirimkan foto-foto  apa yang sedang kamu lakukan, lokasi kamu berada, dan apa yang kamu makan?.  Kini, aku hanya menerka-nerka . Ingatkah kamu,  selalu bertanya  di setiap hari libur  “weekend ini kamu ngapain?”, “liburan kamu di rumah aja?”. Lalu kamu  selalu menawarkan diri untuk berjumpa , tak peduli jarak kita yang jauh, tak peduli seberapa lelahnya kamu, kamu selalu akan hadir

Mimpi Menjadi Seorang Penulis

Entah sudah berapa puluh perusahaan yang gue lamar, udh berapa puluh perusahaan yg manggil gue interview, tapi gak ada satupun yg pasti. Hmmm nikmat Mu ini sungguh Indah ya Allah, sungguh melatih kesabaran ku. Entah salah dimana sampe tak satupun perusahaan yang memilih gue untuk menjadi karyawannya. Menaruh harapan besar, berpikir positif kalau Allah pasti memberikan yg terbaik untuk Hambanya ini, pernah ada Salah satu HRD di sebuah perusahaan bilang "kamu harus bersyukur, dengan keluarga kamu yg gk lengkap, tapi masih ada satu orang tua yg masih bisa jadi temen dan kamu bisa meraih S1, kamu bermimpi jadi penulis, kenapa kamu gk latih supaya tulisan mu lebih baik, saya rasa jika kamu pd dengan tulisan mu, dan terus berlatih, cita2 kamu bakal tercapai" itu lah kata2 yang bikin gue termotivasi untuk menulis lagi, setelah mengabaikan tulisan yg pernah tergores. Sekarang jadi berpikir mungkin Allah menukiskan takdir gue bukan untuk kerja di kantor, mungkin bener gue harus me

Teman dan Pak Polisi Minta Pulsa

Sebenernya si ini udah kasus lama, udh banyak juga yang mengalami kasus kaya gini, bahkan saya sempat melihat ada orang yang beli pulsa di Mini market di daerah Perumahan Kosambi dengan total pulsa Rp. 300.000. Setelah di minta untuk membayar oleh kasir, dia kaget karena dia merasa itu bukan nomor si korban, akhirnya karna pihak Mini market  juga tidak mau rugi maka sebagai jaminan hp si korban harus ditahn sebagai jaminan. Akhirnya sebuah gadget dengan gambar apel kegigit pun jadi jaminan. Sekarang kejadian itu terjadi di keluarga saya sendiri, padahal kejadian tersebut sudah saya ceritakan kepada keluarga saya tapi apadaya mungkin ini ujian akhirnya Kaka saya menjadi korban. Pukul 11.00 WIB saya mengajak kaka saya untuk menemani saya pergi dan menyuruh dia untuk bersiap-siap, saya pun pergi bersiap-siap. Setelah saya selesai mandi saya melihat kaka saya pergi tergesa-gesa, saya pikir dia sedang disuruh papa saya untuk beli makan karena biasanya papa saya menyuruh kami untuk membeli