Enam Bulan sudah berlalu, ku pikir kenangan bersamamu sudah terhapus bersama waktu. Tapi ternyata, aku masih mengingat dengan jelas bagaimana saat kamu menggegam tanganku, bagaimana senyum manismu, bagaimana hangatnya pelukkanmu, bagaimana kita menghabiskan waktu berdua hingga enggan berpisah. Siapa yang menyangka pertemuan yang hanya menghabiskan waktu hampir dua bulan berbekas hingga sekarang. Hari ini aku bertemu dengan seorang pria, yang aku harap bisa menghapus kenanganku bersamamu, yang aku harap bisa kembali mengukir senyumku. Selepas aku bertemu pria tersebut aku sholat istiqorah meminta jawaban apakah pria tersebut jawaban atas doaku, namun di dalam mimpiku yang hadir bukan dia melainkan kamu, pria yang ingin sekali aku lupakan. Pria yang ingin sekali aku ikhlaskan kepergiannya malah hadir kembali di dalam mimpiku setelah berusaha aku mencoba membencinya dan melupakannya. Terakhir aku memimpikanmu di Bulan Januari, saat itu baik di dunia mimpi atau di dunia nyata aku menanggis
Bagaimanakah Kabarmu di ruang sendiri? Singgah-kah kamu ke sudut memori , ruang dimana pernah ada kita? Ingatkah kamu, awal perkenalan kita? , perkenalan yang dimulai dengan sebuah pesan berisi kata “Konnichiwa”, yang singkat namun mengukir senyuman. Berawal dari satu pesan singkat hingga berakhir di enam ribu enam ratus lima puluh delapan (6658) pesan. Ingatkah kamu, selalu mengirim pesan disekitar jam 8 pagi ?. “Pagi”, “Bangun”, “Sayang”, “Kerja Yang”, “Aku sudah di Kantor”. Kini, hilang meninggalkan candu. Ingatkah kamu, selalu menceritakan aktifitasmu, temanmu, keseruanmu bermain games, mengirimkan foto-foto apa yang sedang kamu lakukan, lokasi kamu berada, dan apa yang kamu makan?. Kini, aku hanya menerka-nerka . Ingatkah kamu, selalu bertanya di setiap hari libur “weekend ini kamu ngapain?”, “liburan kamu di rumah aja?”. Lalu kamu selalu menawarkan diri untuk berjumpa , tak peduli jarak kita yang jauh, tak peduli seberapa lelahnya kamu, kamu selalu akan hadir