Setelah Tiga belas tahun bersama, harapan seorang wanita kepada kekasihnya adalah berharap bisa bersatu dalam sebuah ikatan pernikahan, namun tidak dengan hubungan aku dengan pria yang aku cintai selama tiga belas tahun.
Tiga belas tahun kita
bersama menjalani hubungan LDR, Backstreet, putus-nyambung, perselingkuhan
sudah kita lalui semuanya hingga bertahan sampai tiga belas tahun. Tepat diusia
hubungan kita diangka tiga belas tahun kami memutuskan untuk berpisah, karena
beberapa bulan sebelumnya aku sudah meminta untuk menyudahi hubungan yang
menurutku tidak akan ada ujungnya.
Hubungan kami tidak ada
ujungnya karena selama tigabelas tahun kami menjalani hubungan beda agama, dan
salah satu dari kami sama sekali tidak ada yang mau mengalah. Di tanggal 26
Agustus 2020,yang mana merupakan hari yang harusnya kita rayakan dengan bahagia
namun kita memutuskan untuk menyelesaikannya.
Setelah memutuskan
menyelesaikan semuanya dihari jadi kami, hari-hari aku mulai sepi tanpa dia. Ternyata tidak mudah melepaskan kepergian dia yang sudah bersamaku selama
tiga belas tahun lamanya, separuh usiaku kuhabiskan bersam dia. Hari-hari ku
jalani tanpa dia, aku merasa sesak jika melihat tempat biasa dia menunggu untuk
menjemputku selepas pulang kerja. Aku selalu terbayang wajahnya yang selalu
membuat wajah konyol ataupun mengukir senyum wajahnya saat menyambut
kedatanganku yang lelah karena seharian bekerja.
Setahun tidak terasa
sudah berlalu, namun hati ini masih mencintai dia dan masih terasa hampa.
Sampai akhirnya dibulan Agustus 2021 aku mulai lelah dengan perasaan ini, yang
masih berharap dia masih mencintaiku padahal kenyataannya selepas kami berpisah
dia ternyata sudah memiliki kekasih sebelum kisah kami diselesaikan dan itu
salah satu yang membuat aku merasa perpisahan ini tidak adil dan sulit ku
terima karena kenyataannya sebelum kami berpisah dia sudah menjalin hubungan
dengan orang lain.
Agustus 2021, aku berdoa
kepada Tuhan meminta untuk dibantu mengikhlaskan kepergiannya karena aku sudah
lelah dengan perasaan sedih itu, aku hapus semua kenangan di HP. Akhirnya aku
beranikan menghapus chat aku dan dia yang tak pernah aku hapus sedikitpun.
Malam itu aku memutuskan untuk mengikhlaskan kepergian dia.
Malam itu juga aku
bermimpi indah, ya aku bermimpi bertemu seorang pria disebuah Coffee Shop. Pria
itu berbadan kurus, menggunakan kaos lengan panjang dan menggunakan topi, Dalam
mimpiku, aku berkenalan dengan pria tersebut dan kami akhirnya menjalin sebuah
hubungan. Di dalam mimpiku pria tersebut sangat mencintaiku dan selalu
membuatku bahagia. Sampai akhirnya mimpi indah itu harus berakhir karena alarm
ku berbunyi.
Setelah bermimpi indah,
aku tersenyum menyambut hariku berharap aku segera menemukan sesosok pria yang
baru yang bisa menghapus sedihku yang sudah bersarang selama satu tahun.
Hari-hari mulai aku lalui berusaha berpikir dan menjalani hidup tanpa
memikirkan mantanku itu. Sampai suatu hari sebuah pesan singkat datang.
"Dela, ada yang mau
kenalan sama lo"
Itu isi pesan pertama
yang aku terima dari sahabat kecilku Risa. Risa adalah teman yang sudah aku
kenal sejak di bangku Taman Kanak-kanak, rumah kami berdekatan namun kami baru
berhubungan akrab setelah kami duduk dibangku SMA.
Selepas chat pertama Risa
yang ingin mengenalkan aku dengan seorang pria, akhirnya aku mengenal dia, dia
yang hadir ditengah diri ini sedang menjadi diri yang baru setelah setahun
lamanya aku menanggisi pria yang tak bisa aku miliki, setelah tigabelas tahun
lamanya aku tidak pernah chat dengan pria diluar teman kerja, pacar, keluarga
atau teman dekat. Hari itu aku akhirnya memberanikan diri untuk membuka pintu
hati yang baru, aku bingungg apa yang harus aku bicarakan?, bagaimana nantinya
jika aku hanya membuang waktu lagi?, bagaimana kalau nanti dia tidak sesuai
yang aku harapkan atau aku yang tidak sesuai harapan dia?, beribu banyak
pertanyaan berlari-lari di kepala sebelum aku memulai chat dengan pria itu.
Lalu Risa mengirimkan
sebuah foto, foto pria yang akan Risa kenalkan kepadaku. Jujur saat melihat
foto pertamanya aku suka dengan senyumnya dan bentuk tubuhnya yang menurutku
pas dengan tubuhku. Pria itu tersenyum dengan latar belakang sebuh gunung,
berdadan dengan pakaian gunungnya, aku lanjutkan berselancar di dunia maya
mencari tahu lebih dalam tentang dia. Aku mengetik namanya di Google dan
menemukan media sosialnya, jujur aku semakin tertarik dengan dia karena aku
menyukai senyumnya yang menurutku manis.
Akhirnya aku meng-iyakan
untuk berlanjut kenalan dengan dia.
"Konnichiwa"
pesan pertama yang pria itu kirimkan kepadaku.
Tanpa tersadar garis
bibirku membentuk sebuah senyuman saat membaca pesan pertamanya, ya Aku
tersenyum karena sebuah pesan dengan kata "Konnichiwa" yang aku
terima di malam hari yang harusnya dia menggucapkan "Konbanwa".
Itulah awal aku akhirnya kembali tersenyum dengan alasan sepele setelah satu
tahun aku tidak pernah sebehagia itu saat menerima pesan.
"Konnichiwa" kata yang tanpa disangka membuat hariku kembali
berwarna.
HELLO STRANGER!!!
BERSAMBUNG...
Komentar
Posting Komentar